PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS LABUAN BAJO, NUSA TENGGARA TIMUR

Authors

  • maria yosephina mulia

DOI:

https://doi.org/10.37294/jrkn.v2i1.92

Abstract

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS LABUAN BAJO, NUSA TENGGARA TIMUR.

The Effect of Hand Washing Promotion on the Knowledge among Mother who has Toddler in UPTD Labuan Bajo Health Center, East Nusa Tenggara.

Maria Yosephina Mulia1, Siska Evi Martina2.

 

1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus Jakarta Pusat

Email: 1yofinmulia53@gmail.com

2 evi_sastro@yahoo.com

 

ABSTRAK

Pendahuluan : Cuci tangan merupakan tindakan sederhana yang dapat mencegah penyebaran berbagai kuman penyakit, seperti diare. Keterbatasan informasi menjadi penyebab kurangnya pengetahuan para ibu tentang cuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh promosi kesehatan tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan para ibu yang memiliki balita di wilayah UPTD puskesmas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Metode : penelitian ini merupakan quasi eksperimen berupa one group pre - post test without control yang dilakukan pada bulan Agustus 2017 terhadap 41 responden yang diperoleh secara simple random sampling. Data dianalisa menggunakan uji Wilcoxon. Hasil : penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan baik sebelum diberikan promosi kesehatan sebesar 39% dan meningkat menjadi 87,8% setelah diberikan promosi kesehatan. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai P value 0,000, menunjukkan terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang cuci tangan para ibu di wilayah UPTD puskesmas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Simpulan : Promosi kesehatan merupakan intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan. Diharapkan promosi kesehatan tentang cuci tangan dapat dijadikan salah satu program utama dalam upaya promosi kesehatan yang ada di pelayanan kesehatan.

Kata kunci : Promosi Kesehatan, Cuci Tangan, Pengetahuan.

 

ABSTRACK

Introduction : Hand washing is a simple action to preventive the spread of germs such as diarrhea. The limitdness informations caused the lack of motherʼs knowledge about hand washing. The purpose of this study was to identify effectiveness of health promotion on hand washing to the level of knowledge among mother who has toddler in UPTD Labuan Bajo health center, East Nusa Tenggara. Method : this study is an quasi experimental with one group pre - post test without control that already implemented on Agustus 2017 to the 41 respondents obtained by simple randomly sampling. The data are analysed with Wilcoxon test. Result :  this study showed that the number of knowledgeable mother is 39% before hand washing health promotion and increase dramatically at 87,8% after given health promotion. Using Wilcoxon test,it is found P value 0,000, which lead to a conclusion that hand washing hand promotion higly affects to the knowledge among mother who has toddler in UPTD Labuan Bajo health center, East Nusa Tenggara. Conclusion : health promotion is the effective nursing intervention to increase the importance of hand washing. It is expected that health promotion on  hand washing  could be one of  the program in heath promotions effort in heath service.

 

Keywords: Health Promotion, Hand washing, Knowledge.

Pendahuluan

            Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan serius di seluruh dunia dengan jumlah penderita sebanyak 1,7 miliar  dan  menyebabkan  780.000 anak usia dibawah lima tahun (balita)  meninggal  setiap tahunnya . Sekitar 78% kematian balita tersebut terjadi di negara berkembang di wilayah Asia dan Afrika (UNICEF, 2015). Salah satu faktor yang berperan dalam penularan kuman diare adalah kebersihan perorangan saat mencuci tangan (Widoyono,2011). Penelitian yang dilakukan Alhadiyah (2015) menyebutkan kebiasaan ibu dalam mencuci tangan berhubungan dengan terjadinya diare pada balita. Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah kejadian diare terus meningkat.

            Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu tindakan preventif sederhana, murah dan efektif dalam mencegah penyebaran kuman penyebab diare (WHO,2008). Hasil penelitian yang dilakukan Freeman, dkk (2014) menyebutkan kebiasaan cuci tangan mengurangi resiko diare sebesar 42-47%. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menyebutkan penduduk  Indonesia yang berusia di atas 10 tahun dan mempunyai kebiasaan cuci tangan dengan benar  hanya 47% ( Kemenkes RI, 2014). Hasil laporan United Nations Children’s Fund (2014) untuk Indonesia menyebutkan hanya 28 % warga mencuci tangan dengan sabun, 75,5 % orang tidak mencuci tangan karena merasa tangannya bersih, 29% menganggap cuci tangan tidak sehat dan 13,6% menganggap cuci tangan bukan hal penting. Hasil tersebut membuktikan kebiasaan CTPS masih rendah meskipun hal tersebut memberi manfaat dalam mencegah diare.

            Hambatan yang dialami masyarakat dalam praktik cuci tangan dengan sabun adalah keterbatasan informasi  yang menyebabkan pengetahuan tentang cuci tangan berkurang (Kemenkes RI, 2014). Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan melalui promosi kesehatan tentang cuci tangan dengan metode yang menarik sehingga dapat memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri untuk menerapkan praktek cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan Khodiyah dan Yuwanti (2015) menyebutkan metode ceramah dan demonstrasi efektif meningkatkan pengetahuan para ibu tentang cuci tangan.  Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Suryagustina, dkk (2016) menyebutkan penyuluhan kesehatan disertai penggunaan leaflet juga efektif meningkatkan pengetahuan para ibu tentang cuci tangan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh promosi kesehatan dengan metode penyuluhan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai penggunaan leaflet terhadap para ibu yang memiliki balita di wilayah UPTD puskesmas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

 

Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan rancangan one group pre test and post test without control group yang dilakukan pada bulan Agustus 2017 dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan tentang cuci tangan dengan metode penyuluhan dan demonstrasi serta penggunaan leaflet terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan. Sampel dalam penelitian ini adalah para ibu yang memiliki balita yang menderita diare sejak bulan Mei sampai Juli 2017 berjumlah 48 orang yang berobat di UPTD puskesmas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner berisi 25 item pertanyaan tentang pengetahuan cuci tangan. Tehnik analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini telah di presentasikan dan mendapatkan izin penelitian dari STIK Sint Carolus Jakarta Pusat.

 

Hasil Penelitian

  1. 1.      Karakteristik responden.

 

 

Tabel 1 : Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia

N

%

17-25 tahun

7

17,1

26-35 tahun

20

48,8

36-45 tahun

Mean = 32

Min = 17, Max =  44

14

34,1

 

Total

41

100

 

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian sebagian besar responden berusia 26-35 tahun sebanyak 20 orang (48,8 %). Usia responden paling muda 17 tahun dan paling tua 44 tahun serta rata-rata usia  responden adalah 32  tahun yang dikategorikan usia dewasa awal dan menunujukkan bahwa umur ibu bersifat homogen/setara. Menurut Hurlock (1998) dalam Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekeatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih baik.

 

Tabel 2 : Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan

N

%

Pegawai negeri sipil

2

4,8

Pegawai swasta

2

4,8

Ibu rumah tangga

27

66

Petani

10

24,4

Total

41

100

 

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 27 orang (66 %), diikuti bekerja sebagai petani 10 orang (24,4 %) serta paling sedikit bekerja sebagai pegawai swasta  2 orang (4,8 %) dan pegawai negeri 2 orang (4,8 %). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa pekerjaan responden yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang memungkinkan mereka mempunyai waktu luang lebih banyak untuk terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan dan menyebabkan meraka memiliki pengetahuan yang lebih baik.

 

Tabel 3 : Karakteristik responden berdasarkan  pendidikan

Pendidikan

N

%

Pendidikan rendah

24

58,5

Pendidikan sedang

15

36,6

Pendidikan tinggi

2

4,9

Total

41

100

 

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 41 responden yang mengikuti kegiatan penelitian, sebagian besar responden berada pada pendidikan rendah sebanyak 58,5 %. Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Pada penelitian ini tingkat pendidikan responden sebagian besar bependidikan rendah sebanyak 58,5%. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang dengan pendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula, akan tetapi peningkatan pengetahuan juga dipengaruhi faktor lain seperti pengalaman, lingkungan serta informasi media massa (Budiman dan Riyanto, 2013).

                 

Tabel 4 : Karakteristik  responden menurut jumlah penghasilan keluarga.

Penghasilan

N

%

Penghasilan rendah

10

24,4

Penghasilan sedang

25

61

Penghasilan tinggi

6

14,6

Total

41

100

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa tingkat penghasilan keluarga  responden sebagian besar berpenghasilan sedang sebanyak 25 orang (61 %), diikuti penghasilan rendah sebanyak 10 orang (24,4 %) dan paling sedikit berpenghasilan tinggi sebanyak 6 orang (14,6 %). Jumlah penghasilan keluarga akan mempengaruhi dalam tersedianya sumber informasi seperti televisi dan media elektronik lainnya sehingga akan berdampak dalam peningkatan pengetahuan seseorang terutama dalam masalah kesehatan.

 

Tabel 5 : Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan sebelum intervensi

Pengetahuan

N

%

Kurang

25

61

Baik

16

39

Total

41

100

Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 61 % (25 orang responden) memiliki pengetahuan kurang sebelum mendapatkan intervensi penyuluhan kesehatan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai pemberian leaflet dan  hanya 39 % (16 orang responden) memiliki pengetahuan baik.

 

Tabel 6 : Karakteristik responden setelah mendapatkan intervensi

Pengetahuan

N

%

Kurang

5

12,2

Baik

36

87,8

Total

41

100

Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 87,8 % (36 orang responden) memiliki pengetahuan baik setelah mendapatkan intervensi penyuluhan kesehatan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai pemberian leaflet sedangkan 12,2 % (5 orang responden) masih memiliki pengetahuan yang kurang.  

 

  1. 2.      Analisa uji beda

Tabel 7 : Perbedaaan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah mendapatkan intervensi penyuluhan kesehatan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai pemberian leaflet di puskesmas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Agustus 2017.

Pengetahuan Sebelum

 

 

Pengetahuan Sesudah

 

p Value

 

N

%

 

N

%

 

0,000*

 

Kurang

25

61

Kurang

5

12,2

Baik

16

39

Baik

36

87,8

Total

41

100

Total

41

100

*Uji Wilcoxon

 

 

 Pembahasan

             Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebelum diberikan intervensi, sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 25 orang (61 %), sedangkan pengetahuan baik hanya 16 orang (39 %). Setelah mendapatkan penyuluhan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai pemberian leaflet, responden yang dengan pengetahuan kurang menjadi 5 orang (12,2 %) sedangkan pengetahuan baik meningkat menjadi 36 orang (87,8 %). Hasil uji statistik dengan hasil uji Wilcoxon didapatkan p Value = 0,000 (P value < 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan tentang cuci tangan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardayani (2015) dan Budiyanto (2016) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian promosi kesehatan tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dengan nilai p value 0,000.

            Penggunaan metode promosi kesehatan dalam penelitian ini adalah penyuluhan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai penggunaan leaflet yang merupakan modifikasi dari metode penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Saat penyuluhan, materi diberikan secara langsung kepada responden sehingga semua responden memiliki pemahaman yang sama tentang konsep yang diberikan dan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan materi yang tidak dipahami. Setelah penyuluhan, dilanjutkan dengan melakukan demonstrasi dengan cara mengajarkan dan memperagakan secara langsung urutan cuci tangan sehinngga semua responden dapat mengingat urutan cuci tangan dengan baik. Setelah kegiatan intervensi selesai, diberikan media leaflet kepada responden untuk dibawa pulang sehingga dapat dipakai untuk belajar mandiri dan pesan tentang cuci tangan  yang ada dalam leaflet  dapat disebarluaskan kepada sasaran yang lebih luas seperti keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.

            Penggunaan metode tersebut tentunya menjadi lebih efisien dilakukan dengan harapan dapat mengedukasi masyarakat lebih banyak sehingga semakin banyak masyarakat dapat menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara sederhana, murah dan efisien melalui gerakan cuci tangan sehingga tujuan dari promosi kesehatan yaitu peningkatan pengetahuan dan adanya perubahan perilaku dapat tercapai.

 

 Kesimpulan dan Saran

 

Kesimpulan

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan para ibu tentang cuci tangan setelah diberikan intervensi promosi kesehatan melalui metode penyuluhan dan demonstrasi tentang cuci tangan disertai pemberian leaflet.

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan tenaga kesehatan lebih aktif memberikan promosi kesehatan tentang cuci tangan menggunakan beberapa metode seperti penyuluhan dan demonstrasi tentang urutan cuci tangan disertai pemberian leaflet. Responden dan masyarakat mampu melakukan cuci tangan dengan benar dan menjadikan  kebiasaan cuci tangan sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari.  

Downloads

Download data is not yet available.

References

DAFTAR PUSTAKA

Alhadiyah, N. (2015). Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Balita di Puskesmas Gamping I Yogyakarta. http://opac.say.ac.id/105/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Diperoleh 10 Mei 2017.

Ardayani, T. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Diare pada Balita di Kecamatan Cibaduyut Bandung. Jurnal Kartika Ilmiah Farmasi Vol.3. http://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/94. Diperoleh 20 Mei 2017

Budiman, Riyanto. (2013). Kuisioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku. Jakarta: Graha Ilmu.

Budiyanto. (2016). Efektifitas Pemanfaatan Media Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Cuci Tangan dengan Sabun. Jurnal Prosding Seminar Nasional II, 640-648. http://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/94. Diperoleh 20 Mei 2017

Freeman, et all. (2014). Hygiene and Health Systemic Review of Handwashing Practice World Wide and Update of Health Effects. Journal Trop Med Int Health. http://int.search.myway.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=freeman+hygiene+and+health&n=783a63fc&p2=^XP^xpu297^TTAB02^id&ptb=9279F9ED-9A6E-4A02-A079-7C89A3. Diperoleh 25 Mei 2017.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Situasi Perilaku Cuci Tangan Di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. http://int.search.myway.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=situasi+perilaku+cuci+tangan+di+indonesia&n=783a63fc&p2=^XP^xpu297^TTAB02^id&ptb=9279F9ED-9A6E-4A02. Diperoleh 28 Mei 2017.

Khodiyah, N., Yuwanti. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Ibu Tentang Diare Terhadap Perilaku Pencegahan Diare Anak Usia 1-4 Tahun Di Wilayah Puskesmas Toroh I. http://int.search.myway.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=nurul+khodiyah+pengaruh+pendidikan+kesehatan&n=783a63fc&p2=^XP^xpu297^TTAB02^id&ptb=9279F9ED-9A6. Diperoleh 10 Mei 2017.

Unicef. (2015). Washnews Edisi II Batukarindo.

http://int.search.myway.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=washnews+edisi+II&n=783a63fc&p2=^XP^xpu297^TTAB02^id&ptb=9279F9ED-9A6E-4A02-A079-7C89A33C1172&qs=&si=1983205087&ss=sub&st=hp&trs=wtt&tpr=sbt&ts=1512440987432. Diperoleh 2 Mei 2017.

Wawan, Dewi. (2010). Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta: Nuha Medika.

WHO. (2008). Guidelines on Hand Hygiene in Health Care.

http://int.search.myway.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=guidelines+on+hand+hygiene+inhealth+care&n=783a63fc&p2=^XP^xpu297^TTAB02^id&ptb=9279F9ED-9A6E-4A02. Diperoleh 10 Juni 2017.

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis : Epidemilogi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Surabaya: Erlangga.

Downloads

Published

2018-04-30

How to Cite

mulia, maria yosephina. (2018). PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS LABUAN BAJO, NUSA TENGGARA TIMUR. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 2(1), 64–70. https://doi.org/10.37294/jrkn.v2i1.92

Issue

Section

Articles