STUDI EKSPLORATIF TENTANG PERAWAT PUSKESMAS DI INDONESIA: KARAKTERISTIK, LAYANAN, DAN PRAKTIK MANDIRI
DOI:
https://doi.org/10.37294/jrkn.v1i2.80Keywords:
Ilmu KeperawatanAbstract
Latar Belakang: Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan adalah komponen penting dalam penguatan sistem kesehatan. Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan terbanyak di Indonesia, dan bertugas di setiap tingkat layanan kesehatan, termasuk puskesmas.
Tujuan: Mengeskplorasi karakteristik perawat puskesmas di 16 provinsi dengan populasi terpadat di Indonesia, termasuk jenis layanan yang diberikan di puskesmas, dan kecenderungan untuk melakukan praktik mandiri di area kerjanya
Metode: Studi ini menganalisis data 758 puskesmas dan 6844 perawat di 16 provinsi di Indonesia, yang terlibat dalam Indonesia Family Life Survey-5 (IFLS-5). Karakteristik dan jenis layanan yang diberikan oleh perawat dijabarkan secara deskriptif, dan dibandingkan antara daerah perkotaan dan pedesaan, dengan menggunakan uji chi-square dan t. Selanjutnya, analisis logistic regresi dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan kemungkinan seorang perawat melakukan praktik mandiri.
Hasil: Hampir 25% tenaga perawat telah bekerja selama lebih dari 10 tahun di puskesmas, dengan rata-rata lama bekerja adalah 8,7 tahun (SD=7,6 tahun), dengan mayoritas bekerja 25 – 48 jam/ minggu. Dibandingkan dengan perawat puskesmas yang bekerja di perkotaan, lebih banyak perawat di pedesaan yang terlibat dalam layanan langsung kesehatan prenatal, kesehatan anak, kesehatan umum (dewasa), dan kesehatan lansia (p<0,05). Sebesar 17% perawat telah memiliki praktik mandiri. Mereka yang merupakan perawat laki-laki, memiliki masa kerja di puskesmas lebih panjang, dan bertugas di pedesaan, bekerja kurang dari 24 jam/ minggu di puskesmas, dan bekerja di puskesmas dengan wilayah kerja yang luas memiliki kecenderungan lebih besar untuk melakukan praktik mandiri (p<0,001).
Kesimpulan: Lebih tingginya proporsi perawat di pedesaan yang terlibat langsung dalam keempat jenis layanan yang dinilai (berdasarkan fase kehidupan/ kelompok umur) mengindikasikan bahwa tuntutan kerja perawat di pedesaan lebih tinggi daripada di perkotaan. Hal ini juga ditunjukkan dengan lebih tingginya kemungkinan perawat di pedesaan untuk memiliki layanan mandiri dibanding di perkotaan. Selain itu, hubungan positif antara jumlah area kerja puskesmas dengan kecenderungan seorang perawat memiliki layanan praktik mandiri, mengindikasikan potensi peran perawat dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Kata kunci: perawat; puskesmas; layanan kesehatan primer; praktik mandiri; Indonesia