TINGKAT GEJALA DEPRESI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DI INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI
DOI:
https://doi.org/10.37294/jrkn.v5i1.310Keywords:
Depresi, Karakteristik Sosiodemografi, MahasiswaAbstract
Latar Belakang: Depresi pada remaja atau dewasa muda sangat jarang teridentifikasi, depresi tersebut dapat dipengaruhi oleh masalah depresi dari keluarga, stress, dan perubahan hormone. Apabila gejala perubahan psikologis yang dimiliki seseorang tidak teridentifikasi dan diatasi dengan baik, mereka bisa mengalami depresi. Dalam hal ini, skrining depresi perlu dilakukan dikalangan mahasiswa untuk mencegah terjadinya depresi.
Metode: Design pada penelitian ini adalah descriptive dengan pendekatan cross-sectional, populasi dan sampel adalah mahasiswa program studi Sarjana Keperawatan ITEKES Bali. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Patient Health Questionnaire 9 (PHQ-9) yang digunakan untuk melakukan skrining depresi.
Hasil: Tingkat gejala depresi pada mahasiswa program studi sarjana keperawatan bervariasi dimana hampir 50% memiliki gejala depresi ringan yaitu sebanyak 107 orang (45.5%), sedangkan terlihat 4 orang mahasiswa memiliki gejala depresi berat (1.7%). Sekitar 30% mahasiswa 69 (29.4%) tidak depresi. Dimana beberapa perilaku terkait gejala depresi yang dialami oleh responden adalah kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan apapun, merasa murung, muram, atau putus asa, sulit tidur atau insomnia, kurang percaya diri, dan sulit berkonsentrasi pada sesuatu.
Kesimpulan:
Gejala depresi yang dialami mahasiswa bervariasi dilihat dari data karakteristik. Pada mahasiswa jika mekanisme koping nya kurang baik/maladaptive akan sangat renten memiliki gejala depresi. Oleh karena itu, perlu pengawasan khusus untuk mahasiswa apabila dilihat menunjukkan tanda dan gejal depresi, untuk mencegah terjadinya depresi
Downloads
References
Amelia, M. A. F. & Wardaningsih, S. (2016). Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada program studi ilmu keperawatan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Washington, DC: Author.
Ashraful I. M., Low, W. Y., Tong, W. T., Yuan, C. C. W., & Abdullah, A. (2016). Factors associated with depression among university students in Malaysia: A cross-sectional study. The 2nd International Meeting of Public Health. DOI: 10.18502/kls.v4i4.2302
Cynthia, T. & Zulkaida, A. (2009). Kecendrungan depresi pada mahasiswa dan perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Proceeding Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil, 3. 67-71.
Hasanah, U., Ludiana, Immawati, dan Livana, P.H. (2020). Gambaran Psikologis Mahasiswa dalam proses pembelajaran selama pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa 8(3), 299-306
Hasanah, U., Fitri, N.L., Supardi, dan Livana, P.H. (2020). Depresi pada mahasiswa selama masa pandemic covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa 8(3), 421-424
Krisdianto, M.A., dan Mulyati (2015). Mekanisme koping berhubungan dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia 3(2), 71-76
Kroenke, K., Spitzer, R. L., & Williams, J. B. (2001). The PHQ-9: validity of a brief depression severity measure. Journal of general internal medicine, 16(9), 606–613. doi:10.1046/j.1525-1497.2001.016009606.x
Martasari, O. M. & Ediati, A. (2018). Harapan orang tua dan depresi pada mahasiswa program studi S1 kedokteran umum. Jurnal Empati, 7(3), 1-8.
Thapar, A., Collsaw, S., Pine, D. S., & Thapar, A. K. (2012). Depression in adolescence. Lancet, 17, 1056-1067. DOI:10.1016/S0140-6736(11)60871-4.
Wirasto, R.T. (2012). Suicide Prevention in Indonesia: Providing public advocacy. JMAJ, 55(1), 98-104.
World Health organization (WHO). (2017). Depression Let’s Talk: Campaign essential. Diakses pada: https://www.who.int/campaigns/world-health-day/2017/toolkit.pdf
World Health Organization (WHO). (2018). Depression. Diakses pada: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression
World Health Organization (WHO). (2019). Suicide: one person dies every 40 seconds. Diakses pada: https://www.who.int/news-room/detail/09-09-2019-suicide-one-person-dies-every-40-seconds