KUALITAS HIDUP PADA ORANG DENGAN LUPUS DI YAYASAN LUPUS BALI TAHUN 2020
DOI:
https://doi.org/10.37294/jrkn.v5i1.308Keywords:
Kualitas Hidup, Orang dengan Lupus, BaliAbstract
Lupus adalah penyakit autoimun yang tidak dapat membedakan substansi asing dengan sel serta pada jaringan tubuh. Kualitas hidup merupakan pencapaian harapan mimpi standar serta perhatian yang mereka miliki yang berhubungan dengan suatu persepsi individu di dalam kehidupan konteks budaya dan nilai sistem hidup. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran kualitas hidup pada Odapus di Yayasan Lupus Bali dan mengetahui karakteristik pada Odapus di Yayasan Lupus Bali. Desain penelitian ini menggunakan cross-sectional study. Sampel pada penelitian menggunakan total sampling yaitu Odapus yang terdaftar di Yayasan Lupus Bali yang berjumlah 86 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner online. Analisis data dilakukan dengan univariabel dan bivariabel. Sebagian besar dari hasil penelitian responden mempunyai kualitas hidup baik 80,23%. Hasil ini menunjukkan bahwa prevalensi kualitas hidup Odapus cukup tinggi. Kesimpulan pada penelitian kualitas hidup berkaitan dengan karakteristik Odapus yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, dan sosial ekonomi. Saran penelitian tetap mengoptimalkan program yang sudah ada untuk lebih meningkatkan kualitas hidup Odapus di Yayasan Lupus Bali.
Â
Kata Kunci: Kualitas Hidup, Orang dengan Lupus, Bali
Â
ÂDownloads
References
Al-Jumaih,, A., Al-Onazi, K., Binnsalih, S., Hejjaili, F., & Al-Sayyarii, A. 2011. A studyy of qualityy of life andd its determinantss amongg hemodialysiss patientss usingg thee KDQOL-SFF instrumentt inn onee centerr inn Saudii Arabiaa. Arabb Journall off Nephrologyy andd Transplantation; 4:: 125-130..
Annisa, I., dkk. (2018). Hubungan antara Tingkat Aktivitas Penyakit LES dan Tingkat Depresi pada Penderita Lupus Eritematosus Sistemik di Persatuan Lupus Sumatera Selatan dan Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Majahlah Kedokteran Sriwijaya, Th 50. No. 4. Unversitas Sriwijaya.
CDC. (2018, October). Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Centers for Disease Control and Prevention https://wonder.cdc.gov/controller/datarequest/D77.
Charles, Bimal, et al. 2012. Association between stigma, depression and quality of life of people living with HIV/AIDS (PLHA) in South India –a community based cross sectional study. BMC Public Heatlh.
Devilliers, H., Amoura, Z., Besancenot, J, F., Bonnotte, B., Pasquali, J, L., Wahl, D., Maurier, F., Kaminsky, P., Pennaforte, J, L., Magy-Bertand, N., Arnaud, L., Binquet, C., Guillemin, F., Boniton-Kopp, C., 2014. Responsiveness of the 36-item Short Form health Survey and the Lupus Quality of Life questionare in SLE. Rheumatology, volume 54, pp. 940–9.
Dinas Kesehatan Propinsi Bali. Profil Kesehatan Propinsi Bali tahun 2013. Denpasar:Dinas Kesehatan Provinsi Bali; 2014
Festy, L. (2019). Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Kelelahan pada Pasien Systemic Lupus Erytematosus pada Komunitas ODAPUS Lampung. Jurnal Anatomica Medical. Vol. 2, No. 1 Januari 2019. E-ISSN: 26145219
Firhat Esfandiari, dkk. (2018). Hubungan Penerimaan Diri dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Lupus Eritematosus Sistemik (LES) di Komunitas Odapus Provinsi Lampung (KOL) Tahun 2018. Volume 5, No. 3. Universitas Malahayati.
Fredi M. Komalig, dkk. (2008). Faktor Lingkungan yang Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik. Jurnal Ekologi Kesehatan. Volume 7, No. 2. 2008:747-757.
Garris, C., Oglesby, A., Sulcs, A. & Lee, M., 2013. Impact of Systemic Lupus Erythematosus on burden of illness and work productivity in the united state. Lupus, Volume 22, pp. 1077–1086.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhidayah, N.(2016).Pemanfaatan Waktu Luang (leisure) Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Lansia Di Posyandu Kedung Gobyak Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak.Jurnal Keterapian Fisik,Volume 1, No2, November 2016, hlm 75-152
Pusdatin. (2017). Infodatin; Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. ISSN 2442 7659
Sathvik, B.S., Parthasarathi, G., Narahari, M.G., Gurudev, K.C. (2010). An assessment of the quality of life in hemodialysis patients using the WHOQOL-BREF questionnaire. Indian Journal of Nephrology.October.Vol 18.Issue 4.
Setiyorini, Erni. 2015. Gambaran Kualitas Hidup ODHA yang Menjalani Terapi Antiretroviral (ARV) di Poli Cendana RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. STIKES Patria Husada Blitar.
Sterling, K.L., Gallop, K., Swinburn,P.,, Flood,E., French,A., Al Sawah,S., Likuni,N., Naegeli,A.N, dan Nixon,A., 2014., Patient-reported fatigue and its impact on patient with systemic lupus erythematosus.,Lupus, Volume 23, pp 124–132.
Siti, A.L., Karyono. 2016. Pengalaman Sakit Pada Penderita Lupus : Interpretative Phenomenological Analysis. Jurnal Empati, Volume 5(3), 566-571, Agustus 2016
Sudoyo, A. W. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.Taylor, C. R., Lillis, C., LeMone, P. (2005). Fundamental of nursing (5th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Suparti Sri & Solikhah Umi. (2016). Perbedaan Kualitas Hidup Pasien gagalGinjal Kronik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan LamaHemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No2, Agustus 2016
Theofilou, P. 2013. The Effect of Sociodemographic Features and Beliefs about Medicines on Adherence to Chronic Kidney Disease Treatment. International Journal of Caring Sciences; 6 (2): 188-194.
Wahyuningsi, A., & Surjaningrum, E.R. (2013). Kesejahteraan psikologis pada orang dengan lupus (odapus) wanita usia dewasaawal berstatus menikah. Jurnal Psikologi Klinis danKesehatan Mental. 2(1), 1-8.
World Health Organization. 2012. WHO Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF). http://www.who.int/substance buse/research tools/whoqolbref/en