HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT DENGAN KEPATUHAN PENDERITA MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI DENPASAR SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i1.230Keywords:
Peran, PMO, Kepatuhan minum obat, Tuberculosis.Abstract
ABSTRAK
Latar Belakang : Kepatuhan minum obat masih menjadi masalah pada pasien Tuberculosis (TB) meskipun sudah ditetapkan pengawas menelan obat (PMO) untuk mensukseskan pengobatan dan mencegah penularan TB dimasyarakat.
Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analytic correlation dengan pendekatan cross sectional research. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel 99  responden. Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Spearman Rho.
Hasil : terdapat hubungan yang significan dengan korelasi kuat antara peran PMO dengan kepatuhan penderita mengkonsumsi obat TB (p-value 0,001 < α = 0,05, rs = 0,44).
Kesimpulan : Semakin baik peran pengawas menelan obat maka semakin baik kepatuhan minum obat pasien tuberculosis TB. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memberikan pengawasan secara berkala terhadap pasien dan pengawas menelan obat agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Kata Kunci : Peran, PMO, Kepatuhan minum obat, Tuberculosis.
ABSTRACT
Background: Adherence to TB treatment still as a problem for patients even the family member was taken role to observed taking medication directly.
Methods: The study employed analytic correlation with a cross sectional approach. There were 99 respondents recruited as the sample by using a total sampling technique. The data were collected using questionnaire and analyzed used Spearman Rho's Correlation.
Results: The finding indicated that there was a positive and strong statistically significant correlation between the role of the medication supervisors and medication compliance of TB patients in the Public Health Center South Denpasar with (p-value of 0.001 <α 0.05; r = 0.441).
Conclusion: The better the role of supervisor, the better the medication compliance of tuberculosis patients. It is expected that in future studies can provide regular supervision of patients to get maximum results.
Keywords: Role, Medication supervisor, Medication compliance, Tuberculosis
Downloads
References
Amira, Hendrawati & Senjaya. (2011). Hubungan antara peran pengawas menelan obat (PMO) dengan keberhasilan pengobatan penderita tuberculosis paru di puskesmas tarogong garut. Diperoleh tanggal 26 oktober 2018, dari http://ejurnal.stikes-bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/402
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Buku Saku Kader Program Penangulangan TB. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015. Denpasar
Dewanty, L. I, Haryanti, T. & Kurniawan, P. T. (2015). Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Di Puskesmas Nguntoronadi I Kabupaten wonogiri. Diperoleh tanggal 20 Oktober 2018, dari http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/3406
Debby, R., Suyanto & Retuastuti. T. (2014). Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Tuberkulosis Dalam Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kelurahan Sidomulyo Barat Pekanbaru. Diperoleh tanggal 23 Oktober 2018, dari https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/2947
Hadifah, Zain. (2014). Pemenuhan Tugas Pengawas Menelan Obat (PMO) Bagi Penderita Tuberkulosis (TB) Sebagai Indikator Penyakit Menular Di Puskesmas Kota Sigli Kabupaten Pidie, 1(1).diperoleh tanggal 21 Oktober 2018, dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/sel/article/view/4684
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Tuberkulosis: Temukan Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Tuberculosis: Para Pemimpin Untuk Dunia Bebas TBC. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta.
Pameswari, P., Halim, Auzal & Yustika, L. (2016). Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 116-121. Diperoleh tanggal 24 Oktober 2018, dari http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/view/60
Rahmi, Medison & Suryadi. (2013) Hubungan Tingkat Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru dengan Kesehatan, Efek Samping OAT dan Peran PMO pada Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Seberang Padang. Jurnal kesehatan andalas, 2017;5(2). Diperoleh tanggal 23 oktober 2018, dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/702
Sukatmi & Wonosari, W. (2013). Studi Pengetahuan PMO Tentang Pengobatan dan Perawatan Klien TB Paru. Jurnal AKP, 4(2). Diperoleh tanggal 21 Oktober 2018, dari http://ejournal.akperpamenang.ac.id/index.php/akp/article/view/81
Sitorus, Fatmawati & Rahmaniah. (2016). Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Pengobatan Penderita Tuberkulosa diwilayah Kerja Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) Pontianak. Diperoleh tanggal 20 Oktober 2018, dari https://media.neliti.com/media/publications/190513-ID-peran-pengawas-menelan-obat-pmo-terhadap.pdf
Sormin, Rochadi & Keloko. (2014). Gambaran peran serta petugas kesehatan terhadap kepatuhan berobat penderita tb patu di kelurahan gambir baru kecamatan kisaran timur tahun 2014. Diperoleh tanggal 26 oktober 2018, dari https://media.neliti.com/media/publications/14377-ID-gambaran-peran-serta-petugas-kesehatan-terhadap-kepatuhan-berobat-penderita-tb-p.pdf
World Health Organization. (2018). Global Tuberculosis Report 2018. Switzerland: World Health Organization.
Yoisangadji, Maramis & Rumayar. (2016) Hubungan antara pengawas menelan obat (PMO) dan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis di wilayahkerja puskesmas sario kota manado. Diperoleh tanggal 23 oktober 2018, dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/12181