PENGALAMAN PENDERITA SKIZOFRENIA DALAM MELAKSANAKAN PEMBERDAYAAN BERBASIS SPIRITUAL DI RUMAH SINGGAH
DOI:
https://doi.org/10.37294/jrkn.v4i1.216Keywords:
Rumah Singgah, Pemberdayaan, SkizofreniaAbstract
ABSTRAK
Latar Belakang: Rumah singgah merupakan pusat pemberdayaan Orang Dengan Skizofrenia (ODS) di masyarakat. Rumah Singgah Rai-Manggis Kelurahan Pedungan Denpasar Selatan memfasilitasi ODS melaksanakan kegiatan berbasis spiritual yaitu memotong kembang rampe dan membuat canang sebagai pelengkap upacara agama hindu.
Metode: Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam Pengalaman ODS dalam Melaksanakan Pemberdayaan, meliputi gambaran riwayat hidup, perasaan, pengalaman, masalah-masalah yang dihadapi dan harapan. Indeepth Interview dilakukan kepada 11 informan yang meliputi 5 ODS sebagai Informan utama dan 6 Informan Pendukung yaitu 3 keluarga, 2 orang petugas kesehatan dan 1 orang kader kesehatan jiwa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling pada bulan Mei-Juni 2019.
Hasil: Hasil penelitian secara umum menyatakan ODS kadang masih memandang dirinya negatif mengingat beberapa kali rawat inap di rumah sakit jiwa (RSJ) dengan kondisi kekambuhan yang dideritanya sejak 5 sampai puluhan tahun. Meraka merasa senang bahwa kegiatan dirumah singgah sangat bagus, bermanfaat dan positif, selain bisa bersosialisasi dengan sesama juga dapat melatih kemampuan yang dimiliki dengan kegiatan produktif sehingga harga diri bisa meningkat secara bertahap.
Kesimpulan: Pengalaman mereka dalam Melaksanakan Pemberdayaan sangat berharga sehingga berharap adanya pengembangan kelompok usaha secara berkesinambungan, pengaturan manajemen dengan baik sehingga usaha dapat menghasilkan income serta mengurangi kekambuhan. Kendala yang informan rasakan terkait modal karena yang disediakan berupa alat juga memerlukan bahan baku untuk operasionalnya untuk menghasilkan produksi yang banyak selain itu juga masalah antar jemput ke lokasi rumah singgah.
Kata Kunci: Rumah Singgah, Pemberdayaan, Skizofrenia
ABSTRACT
Background: The Halfway house is a place for empowered people with schizphrenia ( ODS ) Â in the community. Rumah Singgah Rai-Manggis, Kelurahan Pedungan in South of Denpasar, provide the facilitation for ODS to implemented spiritual-based activities, there are cutting Rampe flowers and making Canang for Hindu religious ceremonies.
Methods: This qualitative study with a phenomenological approach aims to find out in depth the ODS's Experience in Implemented Empowerment that include a description of  ODS’s life history, feelings, experiences, problems encountered and expectations. Indeepth Interview was conducted on 11 informants that include 5 ODS as main informants and 6 Supported Informants that include 3 families, 2 health workers and 1 mental health voluntier who were selected by using purposive sampling techniques during May-June 2019. Â
Results: The results of the study generally stated the Main Informants sometimes they feeling negative about themself because have experiences a long time was hospitalized in a mental hospital with conditions of reccurence which suffered from 5 to more than 10 years ago. They feel happy that the activities at Halfway house was very good, useful and positive, in addition they able to socialize with others and also can train their abilities with productive activities so that the self-esteem can gradually increase.
Conclusion: Their experience in implemented empowerment is valuable. They hope that volunteer provided sustainable business group development, good management arrangements so that the businesses can generate income and also reduce recurrence. The problem that the informant feels is related to the money because in that place only provided the form of tools also requires raw materials for its operations to produce more products. Besides that, the problem of transportation to go to the location of the Halfway house.
Keywords: Halfway house, Empowerment, schizophrenia
Downloads
References
Bungin. Burhan. (2012). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Depkes. (2012). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Dinkes Provinsi Bali. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014. Denpasar : Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Hawari, D. (2009)., Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hidayat. (2014). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Irmansyah (2009) Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,vol.3 no.1.
Isaacs, A (2010). Panduan Belajar keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik,Edisi 3, Jakarta ; EGC
Kaplan H.I, Sadock B.J. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.
Keliat, B.A., (2010), Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta :EGC
Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Notoatmodjo.(2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT.Rhineka Cipta
Norsyehan, Lestari, D.R , Mulyani, Y ( 2005 ). Terapi Melukis terhadap Kognitif Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Sambang lihum, DK Vol.3/No.2
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian IlmuKeperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Permatasari,V. & Gamayanti.,W, (2016 ). Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) pada Orang yang Mengalami Skizofrenia. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 3, No. 1, Hal: 139 – 152
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. http://www.depkes.go.id– Diakses Agustus 2018.
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta
Stuart GW (2006). Buku Saku eperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC.
WHO. 2013. Kesehatan Jiwa, online. Available: www. mediaindonesia. com/20Januari 2015
Yusuf, A., Fitryasari, R., Nihayati, H. E.,Tristiana RD., (2016) Kompetensi Perawat dalam Merawat Pasien Gangguan Jiwa,Jurnal Ners, 11(2), ISSN 1858 – 3598.
Yusuf,A.,Tristiana, D., Purwo MS., (2017 ) Fenomena Pasung dan Dukungan Keluarga terhadap Pasien Gangguan Jiwa Pasca Pasung. JKP - Volume 5 Nomor 3
Viora.2014. Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Puskesmas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Departemen RI
Videbeck, S.L. (2010). Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.