Hubungan ASI Eksklusif Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2018

Authors

  • I Ketut Alit Adianta STIKES Bali
  • I Kadek Nuryanto STIKES Bali

DOI:

https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i1.152

Keywords:

kesehatan

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisa hubungan ASI eksklusif dan riwayat penyakit infeksi  dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Wae Nakeng. Metode penelitian ini merupakan observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah anak berusia 12-36 bulan sebanyak 275 yang dipilih menggunakan tehnik cluster sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Stunting pada anak diukur menggunakan indikator tinggi badan atau panjang badan menurut umur (WHO 2010). Analisis data menggunakan uji Spearman Rho dengan derajat kesalahan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting pada balita sebesar 62,9%. Pemberian ASI eksklusif pada balita sebesar 83,3% dan riwayat penyakit infeksi sebesar 69,1%. Hasil uji statistik didapat nilai ASI eksklusif adalah p = 0,143 > α < 0,05, yang berarti Ha ditolak dan nilai riwayat penyakit infeksi adalah p = 0,000 < α < 0,05 yang berarti Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita dan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita dengan arah korelasi positif.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

I Ketut Alit Adianta, STIKES Bali

Nursing Family

References

Republik Indonesia. (2015). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. Jakarta: Sekretariat Negara.

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Bina Gizi. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2010) Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Status Gizi Anak Balita. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2010 Available from: http://www.depkes.go.id. diakses tanggal 17 Agustus 2018.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. Available from: http://www.depkes.go.id diakses tanggal 30 Agustus 2018.

MCA. (2014). Gambaran Umum Proyek Kesehatan Dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) Untuk Mencegah Stunting. Diakses dari http://mca-indonesia.go.id/wp-content/uploads/2013/12/Buku-Gambaran-Umum-ok.pdf pada tanggal 20 agustus 2018.

Welasasih B, Wirjatmadi R. (2012). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health, volume 8, Nomor 3, tahun 2012, 99-104 (http://journal.unair.ac.id). Diakses 1 September 2018.

Dahlan, M. S. (2009). Statistik Untuk Kedokteran Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, Dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

Anindita Putri (2014). Hubungan pekerjaan ibu dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada anak di Posyandu Bina Putra Tirto Triharjo Pandak Bantul. (Skripsi). Yogyakarta.STIKES Aisyiyah. Diakses 13 Januari 2019.

Herni Oktaviana. (2016) Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Perilaku Higiene Sanitasi Terhadap Kejadian Stunted Pada Balita Usia 7-24 Bulan Di Desa Hargorejo Kulon Progo. (Skripsi). Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan.http://digilib.ums.ac.id/dokumen/detail/56862/Hubungan-Pengetahuan Gizi-Perilaku Higiene Sanitasi -Terhadap-Kejadian-Stunted-Pada-Anak diakses tanggal 13 Januari 2019.

Sulfiana, A. (2014). Pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat terhadap kejadian gizi kurang dan stunting pada balita di kecamatan pamijahan. Tesis. Institut pertanian bogor. Diakses tanggal 25Agustus 2018.

Supariasa, I Nyoman, (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Uliyanti,Didik Gunawan Tamtomo, &Sapja Anantanyu (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan. (skripsi).http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK). Diakses 1 September 2018.

Zogara, A. (2014). Riwayat Pemberian Asi Eksklusif dan MPASI Dini Sebagai Prediktor Terjadinnya Stunting Pada Baduta di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Universitas Gadjah Mada. Diakses tanggal 20 Agustus 2018.

Chandra Dewi & Tresna Adhi (2014). Pengaruh Konsumsi Protein Dan Seng Dan Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III. Denpasar: Universitas Udayana. Diakses tanggal 25Agustus 2018.

Downloads

Published

2019-05-28

How to Cite

Adianta, I. K. A., & Nuryanto, I. K. (2019). Hubungan ASI Eksklusif Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Wae Nakeng Tahun 2018. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 3(1), 128–133. https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i1.152

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)